Mengenal Maskot Kebanggaan Asian
Games 2018 dan Manfaat Indonesia Menjadi Tuan Rumah
Oleh:
Ahmadi Anjas
Tepat
56 tahun lalu pada 1962 Indonesia menjadi Tuan Rumah Asian Games untuk pertama
kalinya. Kemudian di tahun 2018 Indonesia kembali menjadi tuan rumah. Pesta
olahraga negara-negara Asia, Asian Games 2018
akan Bertempat di Jakarta, dan Palembang, Sumatera Selatan, serta
beberapa tempat di daerah Jawa Barat dan Banten. Perhelatan tingkat Asia itu
akan berlangsung mulai tanggal 18 Agustus sampai 2 September 2018 mendatang.
Olympic Council
of Asia (OCA) meresmikan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games
2018 pada Sabtu, 20 September 2014 setelah Vietnam menyerahkan haknya karena
masalah keuangan. Menurut presiden OCA, Sheikh Ahmad Al-Fahad Al-Sabah, dari
banyaknya permintaan berbagai negara di kawasan Asia, Indonesia merupakan yang
paling serius. Sementara Rita Subowo, Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia
(KONI) Pusat pada saat itu mengatakan bahwa menjadi tuan rumah Asian Games lagi
merupakan impian bangsa Indonesia.
Sejak
keputusan OCA tersebut, berbagai persiapan pun dilakukan Indonesia untuk
menyambut para tamu dari berbagai negara di benua Asia, mulai dari merenovasi
Stadion Gelora Bung Karno yang akan digunakan sebagai tempat upacara pembukaan
pada 18 Agustus 2018, memperbaiki sarana dan prasarana venue serta
transportasi, sampai dengan menentukan logo dan maskot Asian Games 2018.
Kemudian, Tanggal 28 Juli 2016, Indonesia meresmikan logo dan maskot Asian
Games 2018, Logo Asian Games 2018 terinspirasi Stadion Utama Gelora Bung Karno
dan tiga ekor satwa khas Indonesia menjadi maskotnya.
Ketiga satwa
khas tersebut adalah burung cendrawasih, rusa bawean dan badak bercula satu,
yang diberi nama Bhin Bhin, Atung dan Ika. Pemilihan ketiga satwa tersebut
melambangkan bhineka tunggal ika bahwa ketiganya merupakan lambang dari
keanekaragaman hayati di Indonesia karena berasal dari tiga wilayah yang
berbeda. Lebih jauh lagi, dengan memilih ketiga hewan khas Indonesia sebagai
maskot, diharapkan kesadaran masyarakat umum meningkat untuk melindungi ketiga
hewan ini dari kepunahan akibat perusakan habitat dan perburuan. Mari kuy kita
mengenal maskot Asian Games 2018, tersebut:
Maskot Asian Games 2018: Bhin Bhin (Cendrawasih), Atung (Rusa Bawean) dan Kaka (Badak Bercula Satu).
Bhin Bhin
sang cendrawasih adalah burung khas dari pulau paling timur Indonesia, Papua.
Si cantik yang dikenal juga sebagai Birds of Paradise atau burung dari
surga ini merupakan salah satu burung tercantik di dunia, menurut situs Owlcation. Burung cendrawasih merupakan burung endemik dan terancam
punah dilindungi. Ancaman kepunahan burung cendrawasih dikarenakan berkurangnya
habitat akibat perubahan lahan menjadi lahan industri dan perburuan liar.
Bahkan, sampai sekarang perdagangan ilegal burung cendrawasih baik dalam
keadaan hidup maupun mati masih terus terjadi. Bhin Bhin yang mengenakan rompi
bermotif Asmat, Papua, melambangkan Strategi.
2.
Atung,
Atung si rusa
bawean merupakan spesies rusa endemik Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur. Rusa yang ukuran tubuhnya terbilang kecil dan
merupakan satwa dilindungi. Habitat alami rusa bawean terdiri dari beberapa
tipe vegetasi, seperti savana yang merupakan sumber makanan dan vegetasi hutan
yang rapat sebagai tempat beristirahat, berkembang biak dan berlindung dari
predator. Saat ini jumlah pasti rusa bawean belum diketahui. Sensus yang
diadakan pada tahun 1977-1999 memperkirakan jumlahnya berkisar antara 300
sampai 400 ekor. Kendati telah dilindungi undang-undang, rusa bawean masih
menjadi target incaran para pemburu gelap. International Union for Conservation of Nature and Natural Resources
(IUCN) memasukkan rusa bawean dalam kategori Critically Endangered. Di Asian
Games 2018 ini, Atung yang melambangkan Kecepatan mengenakan kostum sarung
dengan motif tumpal dari Jakarta.
3.
Kaka,
Kaka sang badak
bercula satu, atau biasa disebut dengan badak Jawa (Rhinocerus sondaicus).
Dalam wawancara dengan CNN Indonesia, Kepala Balai Taman Nasional
Ujung Kulon (TNUK), Mamat Rahmat, menyatakan bahwa saat ini jumlah badak
bercula satu semakin menyusut. Berdasarkan dokumentasi 100 kamera yang dimiliki
TNUK, ada 10 ekor badak Jawa yang tidak terekam kamera atau hilang. Pihak Taman
Nasional juga tidak menemukan tanda-tanda kematian badak-badak yang seluruhnya
telah diberi penanda itu. Tahun 2017 TNUK masih memonitor 67 ekor badak bercula
satu yang terdiri dari 37 ekor berjenis kelamin jantan dan 30 ekor berjenis
kelamin betina. Mamat masih berharap sepuluh ekor badak yang tidak terdeteksi
itu hanya berpindah jalur sehingga berada di luar jangkauan pengamatan kamera.
IUCN dan
Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora
(CITES) juga menempatkan badak bercula satu sebagai spesies paling langka di
dunia dan dikhawatirkan akan punah karena jumlahnya yang terus menyusut. Kaka
si badak bercula satu ini melambangkan Kekuatan dan akan mengenakan pakaian
tradisional dengan motif khas Palembang.
Manfaat
Indonesia Menjadi Tuan Rumah
Dengan Menjadi Tuan Rumah Penyelenggaran
Perhelatan Pesta Olahraga se-Asia Asian Games 2018, Indonesia mendapat banyak
manfaat, antara lain:
1)
Menaikkan
Branding dan Citra Indonesia di Dunia Internasional, Berhasil atau tidaknya
penyelenggaraan Asian Games tentu akan berdampak pada citra nama baik Indonesia
di dunia Internasional. Pandangan Negara-negara lain tentang Indonesia akan
terlihat dari penyelenggaran Asian Games ini sehingga menjadi kesempatan juga
bagi Indonesia untuk mem-Branding.
2)
Mempromosikan
Satwa dan Pariwisata Indonesia
3)
Mengubah
Pola Hidup Masyarakat
Asian Games juga akan membantu pola hidup masyarakat, salah
satunya dengan membantu kebiasaan berjalan kaki setelah aturan dilarangnya
kendaraan pribadi dicanangkan. Tentu kita harapkan dengan berjalan kaki bahwa
ada kebangkitan hidup masyarakat Indonesia mulai hidup sehat, tertib buang
sampah, mendisplinkan diri dengan antre juga. Nah tentu diharapkan kalau ada
kultur seperti ini, karena apapun kontribusi kita sekecil apapun pasti nanti
membantu dunia kita yang sudah makin tua. Selain itu masyarakat akan kembali
mulai meminati olahraga-olahraga.
4)
Kebangkitan
Olahraga Indonesia
Menurut Direktur Utama Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno
( PPKGBK), Winarto, menjelaskan Asian Games dapat menjadi trigger dari
banyaknya perubahan terutama terkait olahraga. "Saya yakin kalau
tidak di-trigger dengan Asian Games maka banyak hal yang tidak sempat kita
dapatkan yang setelah itu ada itu akan jadi warisan baru di 2018,"
ucapnya. Bahkan, Winarto menyebutkan tahun ini menjadi tahun kebangkitan
olahraga di Indonesia karena Asian Games 2018. "Bagi kami 2018 ini
merupakan tahun kebangkitan olahraga di Indonesia. Sebelumnya kita sering
dengar Asian Games tahun 1962 di mana atlet kita banyak prestasi secara global,
tapi sayang beberapa tahun setelahnya makin melorot," imbuhnya. "Dan
2018 ini kami yakin ini merupakan tahun kebangkitan olahraga karena banyak
fasilitas olahraga yang dibangun dan kecintaan masyarakat terhadap olahraga
juga kembali bergairah sebagai impact Asian games," tutupnya.
5) Dampak Ekonomi,
Bappenas
memperkirakan dampak langsung pengeluaran peserta dan pengunjung Asian Games
2018 mencapai Rp3,6 triliun dengan perincian pengeluaran sebesar Rp2,5 triliun
di Jakarta dengan konsentrasi persebaran peserta dan pengunjung sebanyak 70%,
dan Rp1,1 triliun di Palembang dengan konsentrasi persebaran peserta dan
pengunjung sebanyak 30% Diestimasikan,
88% pengeluaran berasal dari penonton dan wisatawan, diikuti 4,67% pengeluaran
oleh atlet, 3,96% pengeluaran awak media, 2,34% pengeluaran officials, dan
0,77% pengeluaran sukarelawan. Akomodasi diperkirakan menjadi komponen
pengeluaran terbesar yang mencapai Rp1,3 triliun, sementara komponen terbesar
kedua adalah transportasi sebesar Rp640 miliar, makanan dan minuman sebesar
Rp628 miliar, pengeluaran belanja mencapai Rp560 miliar dan pengeluaran hiburan
sebanyak Rp280 miliar.
Mari kita
bersama sukseskan penyelenggaraan Asian Games dan Bangga Indonesia menjadi Tuan
Rumah… #dukungbersama #asiangames2018
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar