ORGANISASI DAN
MANAJEMEN
Manusia dalam kehidupannya tidaklah
dapat berdiri sendiri manusia membutuhkan manusia lainnya maupun makhluk
lainnya dalam memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itulah manusia disebut makhluk
sosial. Setiap manusia tentu memiliki kebutuhan dan kepentingan yang berbeda
namun ada pula yang sama. Dari pertemuan berbagai kebutuhan dan kepentingan
tersebut manusia membentuk kelompok-kelompok yang kemudian terstruktur menjadi
organisasi.
1.
ORGANISASI
Organisasi berasal dari kata, Organon yang berasal dari bahasa
Yunani yang artinya Alat, Bagian,
Anggota atau Badan. Menurut Prajudi Atmosudirdjo Organisasi Merupakan
struktur tata pembagian kerja dan tata hubungan
kerja antara sekelompok orang-orang pemegang posisi yang bekerjasama
secara tertentu untuk bersama-sama mencapai suatu tujuan tertentu. Teori
Organisasi Modern mengajarkan bahwa seirama dengan rasionalitas manusia yang
membentuk berbagai jenis organisasi dalam rangka pemuasan kebutuhannya yang
semakin kompleks, organisasi merupakan suatu sistem yang rasional pula.
rasional dalam arti bahwa ada dasar-dasar pemikiran ilmiah yang di jadikan
landasan dan pertimbangan dalam membentuk organisasi. Organisasi terbagi dalam
beberapa jenis diantaranya:
1.
Organisasi Publik
Organisasi
sektor publik adalah organisasi yang berorientasi pada kepentingan publik.
Karena orientasinya pada kepentingan publik maka organisasi ini biasanya tidak
berorientasi pada laba sebagai tujuan akhirnya. Namun sebagai sebuah
organisasi, proses manajemen tetap berjalan dalam organisasi sektor publik.
Kegiatan perencanaan, pengendalian biaya dan kegiatan serta evaluasi &
pengendalian tetap dijalankan di organisasi sektor publik seperti halnya di
sektor swasta.
Contoh
organisasi sektor publik yang besar dan terkenal adalah negara. Tujuan negara
adalah kesejahteraan dan kemajuan, bukan pemupukan laba yang diperoleh oleh
negara tersebut. Sebagai bentuk organisasi sektor publik yang besar dan
kompleks pemerintahan/negara banyak dibahas dalam literatur. Sehingga sering
mengindentikan organisasi sektor publik dengan pemerintahan. Padahal selain
pemerintahan ada rumah sakit, pendidikan, lembaga swadaya masyarakat, yayasan
organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, keagamaan yang merupakan bentuk
organisasi sektor publik.
2.
Organisasi Privat
Organisasi
privat atau organisasi swasta adalah organisasi yang juga bergerak di bidang
pelayanan barang dan atau jasa yang kepemilikannya yang dibedakan dari
kemampuanya membayar barang dan jasa tersebut sesuai dengan hukum pasar oleh
satu orang atau lebih yang berorientasi pada keuntungan/laba. Dengan demikian,
jelas organisasi ini mempunyai tujuan utamanya adalah untuk mencari laba atau
untung sebesar-besarnya. Organisasi laba meliputi antara lain
perusahaan-perusahaan berskala kecil hingga berskala besar baik bertaraf local,
nasional maupun internasional. Ciri-cirnya antara lain Dimiliki oleh satu orang
atau lebih, berorientasi pada keuntungan.
2.
BIROKRASI
Organisasi Pemerintah dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya memiliki sistem kerja yang disebut Birokrasi (Namun di
Organisasi Privat/Swasta juga ada birokrasinya sendiri). Birokrasi berasal dari
kata bureau yang berarti meja atau kantor, dan kata kratia yang berarti
pemerintah. Kantor disini bukan menunjukan sebuah tempat melainkan pada sebuah
sistem kerja yang berada dalam kantor tersebut. Birokrasi pula diartikan
sebagai Kumpulan pejabat yang berfungsi melaksanakan kebijakan publik secara
efektif dan efisien untuk melayani masyarakat.
Blau dan Meyer mendefinisikan birokrasi
adalah satu sistem kontrol dalam sebuah organisasi yang dirancang berdasarkan
aturan-aturan rasional dan sistematis yang bertujuan untuk mengkoordinasi dan
mengarahkan aktivitas-aktivitas kerja individu dalam rangka menyelesaikan tugas
administrasi. Birokrasi pemerintah merupakan sistem pemerintah yang
dilaksanakan oleh petugas pemerintah karena telah berlandaskan hierarki dan
jenjang jabatan.
Max Weber adalah sosok yang dikenal
sebagai bapak birokrasi. Menurut Weber (1948), organisasi birokrasi yang ideal
menyertakan delapan karakteristik:
1) Aturan-aturan yang disahkan, regulasi, dan
prosedur yang distandarkan dan arah tindakan anggota organisasi dalam
pencapaian tugas organisasi.
2) Spesialisasi peran anggota organisasi memberikan
peluang kepada divisi pekerja untuk menyederhanakan aktivitas pekerja.
3) Hierarki otoritas organisasi formal dan
legitimasi peran kekuasaan anggota organisasi didasarkan pada keahlian pemegang
jabatan.
4) Kesesuaian Job Description dan rekrutmen anggota
dengan keahlian.
5) Profesionalitas mengutamakan tujuan organisasi..
6) Uraian tugas yang terperinci harus diberikan
kepada semua anggota organisasi sebagai garis besar tugas formal dan tanggung
jawab kerjanya.
7) Rasionalitas dan Predictability dalam aktivitas
organisasi dan pencapaian tujuan organisasi membantu meningkatkan stabilitas
perusahaan. Menurut prinsip dasarnya, organisasi harus dijalankan dengan kaidah
dan panduan pemangkasan yang logis dan bisa diprediksikan.
Adapun fungsi dan peran Birokrasi Pemerintah yakni:
Melaksanakan
pelayanan publik
Pelaksana
pembangunan yang profesional
Perencana,
pelaksanaan, dan pengawas kebijakan (manajemen pemerintahan)
Alat pemerintah
untuk melayani kepentingan (abdi) masyarakat dan negara yang netral dan bukan
bukan merupakan bagian dari kekuatan atau mesin politik (netral). Birokrat
merupakan Abdi Negara sekaligus Abdi Masyarakat.
Adapun Tujuan Birokrasi yakni:
·
Sejalan dengan
tujuan pemerintahan dan negara
·
Melaksanakan
kegiatan dan program demi tercapainya visi dan misi pemerintah dan negara
·
Melayani masyarakat
dan melaksanakan pembangunan dengan netral dan profesional
·
Menjalankan
manajemen pemerintahan, mulai dari perencanaan, pengawasan, evaluasi,
koordinasi, sinkronisasi dll.
Namun,
dalam mencapai tujuan birokrasi yang amat mulia tersebut ditemukan fenomena
Patologi (penyakit) Birokrasi yang diakibatkan masih mengakarnya kultur
feodalisme birokrat sebagai “penguasa” bukan “pelayan masyarakat”.
Penyakit-penyakit tersebut antara lain:
Ø Penyalahgunaan
wewenang dan jabatan, menerima suap, arogansi dan intimidasi, kredibilitas
rendah, dan nepotisme.
Ø Kurangnya
pengetahuan dan keterampilan para petugas pelaksana birokrasi.
Ø Melanggar
norma hukum dan peraturan perundang-undangan. antara lain, menerima suap,
korupsi, ketidakjujuran, kleptokrasi, dan mark up anggaran.
Ø Perilaku
para birokrat yang bersifat disfungsional. antara lain, bertindak
sewenang-wenang, konspirasi, diskriminatif, dan tidak disiplin.
Ø Eksploitasi
bawahan, motivasi tidak tepat, beban kerja berlebihan, dan kondisi kerja kurang
kondusif.
Setiap penyakit tentu ada obatnya,
demikian pula patologi birokrasi obat dari birokrasi yang rusak adalah dengan
melakukan Reformasi Birokrasi. Menurut Permenpan RB No. 15 tahun
2008 Tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi secara terang mengatakan bahwa reformasi
birokrasi adalah strategi untuk membangun aparatur negara agar lebih
berdayaguna dan berhasil guna dalam mengemban tugas umum pemerintahan dan
pembangunan nasional.
Sedikitnya terdapat 3 (tiga) hal utama dalam Reformasi
Birokrasi untuk melakukan pengelolaan atau penyelenggaraan pemerintahan/birokrasi
yang efektif dan efisien yaitu melakukan suatu langkah, upaya, atau perlakuan
yang optimal dan merujuk kepada prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) terhadap kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan (business process), dan
yang paling utama adalah sumberdaya
manusia aparatur.
Tabel Model
Reformasi Birokrasi
3.
MANAJEMEN
Dalam suatu Organisasi dibutuhkan suatu pengaturan atau
manajemen dalam kegiatan organisasi tersebut agar berjalan lancar dan sesuai
dengan tujuannya. Manajemen adalah suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, leadership, serta pengendalian upaya dari anggota
organisasi tersebut serta penggunaan Sumber daya yang tersedia di organisasi
tersebut guna mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan organisasi
sebelumnya. Manajemen terdiri atas enam (6) unsur yang diatur meliputi: Man (manusia), Money
(uang), Materials
(bahan-bahan), Machines
(mesin-mesin),
Methods (metode), dan Market (pasar)
Menurut
buku karya Louis A Alen yang berjudul The Professional Management, manajemen
mempunyai beberpa fungsi diantaranya:
v Memimpin
(Leading)
Tugas utama dari
seorang manajer adalah memimpin suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan organisasi tersebut. Fungsi manajemen sebagai pemimpin
diantaranya meliputi : Pengambilan keputusan, Komunikasi, Memotivasi, Mengatur
serta mengorganisasi.
v Perencanaan
(Planning)
Fungsi
perencanaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dimana kegiatan tersebut
menjadi tujuan dari perusahaan dengan suatu rencana ataupun sebagai acuan agar
bisa meraih tujuan yang telah ditentukan perusahaaan sebelumnya.
v Pengorganisasian
(Organizing)
Pengorganisasian
atau Organizing adalah menelaah dan memetakan berbagai kegiatan yang sifatnya
lebih besar menjadi beberapa kegiatan yang lebih kecil dengan cara membagi tiap
tugas supaya diperoleh kegiatan yang lebih sederhana.
v Pengarahan
(Directing)
Pengarahan
atau directing adalah tindakan yang berupaya supaya semua anggota kelompok
dapat berusaha untuk meraih tujuan yang sesuai dengan rencana manajerial serta
usaha.
v Pengawasan
(Controlling)
Proses
mengawasi atau yang disebut pengawasan dan pengendalian yang dilakukan untuk
memastikan bahwa seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan,
dilaksanakan secara terorganisasi dapat berjalan dengan lancar.
Ilmu
manajemen itu sendiri dibedakan menjadi 4 jenis yang umunya banyak dipakai di
berbagai perusahaan/organisasi. Jenis jenis manajemen itu sendiri bisa
dijabarkan sebagai berikut:
- Manajemen Sumber Daya Manusia, mempunyai fungsi untuk mendapatkan sumber daya manusia (SDM) terbaik untuk menjalankan organisasi
- Manajemen Operasional, mempunyai fungsi menghasilkan suatu produk sesuai standar operasi yang telah ditentukan.
- Manajemen Pemasaran, mempunyai fungsi untuk mengupayakan dan mempelajari serta mengidentifikasi apapun yang dibutuhkan pasar.
- Manajemen Keuangan, mempunyai fungsi untuk mengatur pemasukan dan pengeluaran.
Didalam
ilmu manajemen ini sendiri mempunyai beberapa tingkatan. Tapi Organisasi
ataupun perusahaaan/organisasi umumnya mempunyai paling sedikit, 3 tingkatan
manajemen, yaitu:
- Manajemen Tingkat Atas/Puncak (Top Management)
Top
management atau manajemen puncak adalah tingkatan manajemen yang tertinggi melaksanakan
serta memutuskan berbagai hal yang sifatnya penting untuk kelangsungan suatu
perusahaan termasuk menetapkan SOP.
- Manajemen Menengah (Middle Management)
Manajemen
menengah umumnya memimpin dan bertanggungjawab atas suatu departemen atau
divisi untuk mengembangkan berbagai rencana operasi serta melaksanakan tugas
yang telah disepakati oleh manajemen puncak. Manajemen menengah mempunyai
tanggung jawab penuh kepada manajemen puncak.
- Manajemen Bawah/Pelaksana (Supervisory management)
Manajemen
pelaksana mempunyai tugas untuk melaksanakan pengawasan terhadap
pekerja-pekerja dan operasional perusahaan sehari hari.
Keterampilan
Manajer Robert L. Katz mengemukakan pendapat bahwa seorang manajer memerlukan
minimal 3 keterampilan yang paling dasar:
- Keterampilan Konseptual (membuat ide/gagasan; manajer tingkat atas)
- Keterampilan dalam berkomunikasi dengan orang lain (manajer tingkat menengah)
- Keterampilan Teknis Operasional (manajer tingkat bawah
Selain 3
keterampilan yang dasar di atas, Ricky W. Griffin juga menambahkan 2
keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh para manajer, antara lain :
- Keterampilan Manajemen Waktu
- Keterampilan Membuat Keputusan
Manajemen
Pemerintahan pada dasarnya tidak jauh beda dengan
manajemen umumnya hanya ditekankan bagaimana secar organisasional
mengimplementasikan kebijakan publik. Dengan demikian lebih terfokus pada alat-alat manajerial,
teknik, pengetahuan & ketrampilan yang dapat digunakan untuk mengubah
ide-ide dan kebijakan menjadi program tindakan. Manajemen
Pemerintahan memiliki beberapa dimensi, antara lain:
v Manajemen
Perencanaan
v Manajemen
Keorganisasian
v Manajemen
Sumberdaya Manusia Aparatur
v Manajemen
Sumber-sumber Keuangan
v Manajemen
Kinerja
v Manajemen
Pelayanan Umum
v Manajemen
Pengawasan
v Manajemen
Kolaborasi dan Konflik
“Seorang
Pemimpin Sudah Tentu Ia Manajer, Tapi Seorang Manajer Belum Tentu Seorang
Pemimpin”.
4.
REGENERASI KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan merupakan inti dari manajemen
dan amat penting bagi keberlangsungan suatu organisasi. Hal ini karena
kepemimpinan adalah pengarah, pengemudi, dan pengatur laju arah berkembangnya
organisasi. Tentu tidak selamanya seseorang berkuasa/memimpin ada pasti ada
suatu pergantian pemimpin atauu regenerasi. Regenerasi Kepemimpinan adalah
sebuah perpindahan kesempatan untuk memimpin. Perpindahan tampuk kepemimpinan
ini adalah bagian yang penting dari proses pembelajaran. Orang-orang “lama” harus
bisa mempertanggung jawabkan kinerja sebelumnya dan berpindah ke pelayanan atau
bagian yang lebih luas. Sementara orang-orang “baru” diberi kesempatan
untuk melanjutkan “perjuangan”. Sebagian orang memaknai regenerasi sebagai
siklus yang wajib dilalui. Sebagian lagi memaknainya biasa-biasa saja.
Secara teoritis, munculnya seorang
pemimpin dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni :
v
Teori Genetis, yang berpandangan bahwa seorang
pemimpin muncul karena dilahirkan oleh kelompok tertentu, dan sejak lahir sudah
membawa talenta sebagai seorang pemimpin. (Leader is born not made).
v
Teori Sosial, yang berpandangan bahwa seorang
pemimpin muncul MUNCULNYA PEMIMPIN karena disiapkan oleh masyarakat. (Leader is
made not born).
v
Teori Eklektik, yang berpandangan bahwa seorang
pemimpin muncul karena sudah memiliki bakat-bakat kepemimpinan yang dibawanya
sejak lahir dan kemudian berkembang karena secara sosiologis diberi kesempatan
oleh masyarakatnya. Teori eklektik sebenarnya perpaduan antara teori genetis
dengan teori sosial.
Dengan adanya
tiga teori tersebut ada sebagian kalangan berpendapat bahwa regenerasi
kepemimpinan adalah berdasarkan keturunan sehingga melahirkan politik dinasti.
Sebagian lagi berpendapat regenerasi kepemimpinan dilakukan berdasarkan
kemampuan seseorang termasuk pengalamannya di organisasi yang bersangkutan
(senioritas). Dalam regenerasi kepemimpinan seharusnya digunakan budaya meritokratis dimana setiap orang
memiliki kesempatan untuk memimpin sekalipun anak muda yang belum berpengalaman
namun memiliki potensi yang baik. Saat ini di Indonesia masih sulit terjadi
regenerasi kepemimpinan kepada tokoh muda, karena situasi politik dan demokrasi
Indonesia yang belum memungkinkan. Apalagi, selama ini para pemimpin yang
tampil itu dilahirkan oleh sistem, dan sistem kita saat ini belum memberi
peluang kepada yang muda. Hanya ada dua pilihan pemimpin bangsa yang baik,
yaitu generasi muda yang kreatif dan generasi tua yang arif.
Regenerasi
pemimpin untuk generasi muda bisa terjadi apabila pihak-pihak yang ikut berperan
menanggapinya dengan serius. Menjadi pemimpin tidak harus menjadi seorang
presiden atau kepala daerah dan sejenisnya, dengan mengikuti organisasi pemuda,
membela negara dan memimpin diri sendiri dengan baik juga merupakan hal yang
diharapkan untuk generasi muda yang sekarang. Beberapa tahun belakangan dapat
kita temui generasi-generasi muda yang mulai mencoba untuk menjadi pemimpin,
baik dalam organisasi ataupun dalam pencalonan anggota dewan. Generasi muda
mulai berani untuk bersaing dengan generasi-generasi pendahulunya (dalam hal
ini bersaing secara sehat).
Hubungan Antara Kepemimpinan, Manajemen,
Dan Organisasi
DAFTAR PUSTAKA
Kumorotomo,
W. (2005). Etika Administrasi Negara. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Priyono. (2007). Pengantar Manajemen. Surabaya:
Zifatama Publisher.
Santoso, P. B. (1993). Birokrasi Pemerintahan Orde Baru.
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada .
Siagian, S. P. (1994). Patologi Birokrasi Analisis
Identifikasi dan terapinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Thaha, M. (2012). Birokrasi Pemerintah dan Kekuasaan di
Indonesia. Yogyakarta: Thafa Media.